Blogger Template by Blogcrowds

Di tahun baru, Spanyol secara resmi memberlakukan peraturan tentang larangan merokok di tempat-tempat umum.

Hal ini sangat mengejutkan warga Spanyol karena merokok sambil berkumpul untuk minum sudah membudaya. "Kalau demi kesehatan saya setuju meskipun menurut saya seharusnya ada daerah terbatas untuk merokok," kata Elena de Lucia seorang perokok yang bekerja sebagai pelayan di sebuah pub di Madrid. Sementara itu, peraturan baru ini diterima dengan baik oleh orang-orang yang tidak merokok karena dipandang dapat mendatangkan dampak positif. "Saya biasanya jadi perokok pasif, dan esok tidak perlu lagi," sambut Cristina Madrid, rekan Elena de Lucia.

Sebenarnya peraturan baru dilarang merokok ini sudah ada di Spanyol sejak tahun 2006. Peraturan dilarang merokok tersebut hanya diberlakukan di tempat-tempat tertentu saja, seperti dalam transportasi umum dan di toko-toko. Peraturan ini tidak diberlakukan di bar, restoran, dan kafe. 

Kini, warga Spanyol dilarang merokok di bar di semua tempat umum, termasuk restoran, klub malam, kafe, bahkan pada beberapa tempat terbuka. Industri kuliner cemas akan terjadinya penurunan dalam bisnis mereka. Jose Luis guerra, wakil presiden Spanish Hotel & Catering Association memprediksi penurunan keuntungan sebesar 5 persen di restoran, 10 persen bagi bar, dan 15 persen bagi klub malam.

Manuel Casado, seorang pekerja di Capucho, sebuah bar di Madrid, setuju kalau ada penurunan keuntungan. Tetapi menurutnya, hanya pada awal penerapan aturan saja. "Orang akan terbiasa, seperti di Italia, Yunani, Irlandia. Ketika mereka ingin minum, mereka ke bar. Ketika ingin merokok, mereka di jalan," katanya.

Seorang ahli yang meneliti efek merokok yang juga seorang dokter Jose Luis Diaz-Marono Munoz menyambut baik aturan baru ini. "Anak-anak tidak akan terbawa kepada kebiasaan buruk ini, perokok terpaksa berhenti, dan membuat kita menghirup udara yang lebih sehat," katanya.

Di Spanyol, diperkirakan ada sekitar 50 ribu kematian yang berkaitan dengan merokok setiap tahunnya. (Stephanie Silitonga)

Sumber: The Age

0 Comments:

Posting Komentar



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda